Bertransaksi lewat mobile payment kini dianggap lebih praktis ketimbang menggunakan uang tunai. Publik cukup memasukkan nomor PIN kartu kredit ke mesin anjungan tunai mandiri. Pilihan lain, misalnya, pengguna membayar transaksi menggunakan gawai yang sudah dilengkapi sensor near field communication (NFC). Ini semua terasa sangat mudah.
Lantas, bagaimana jaminan keamanan terhadap data finansial konsumen? Sebelum memilih metode yang hendak digunakan, sebaiknya calon pengguna memperhatikan dulu sistem keamanannya.
"Mobile payment memberikan banyak tantangan yang berkaitan dengan keamanan," ujar Chief Technical Officer PCI Security Standards Council Troy Leach sebagaimana ditulis situs Forbes.
Sistem pembayaran berbasis NFC, misalnya, dianggap cukup aman. Ada keamanan berlapis bagi pengguna kartu kredit yang melakukan transaksi melalui gawai. Meskipun teknologi ini terbilang andal, jaminan keamanan tetap ada pada vendor penyedia metode pembayaran.
"Terdapat berbagai macam risiko dari sistem yang digunakan para vendor," ucap Leach. Menurut dia, ada metode pembayaran yang file-nya tertanam sebagai aplikasi. Ada juga yang dibenamkan ke kartu SIM. Keduanya sama-sama memiliki risiko.
Sebagai contoh, Apple Pay menggunakan token yang tidak memasukkan informasi mengenai nomor kartu kredit ke dalam gawai. Nomor kartu digantikan oleh nomor akun khusus. Menurut Leach, cara tersebut mampu meminimalkan risiko pencurian data.
Token yang penyimpanannya berbasis komputasi awan atau cloud memiliki kelemahan. Cloud dinilai mudah terancam oleh serangan malware, sehingga dibutuhkan sistem keamanan berlapis.
FORBES | Satwika Movementi
artikel yang penting untuk dibaca ini, makasih min sudah share...
ReplyDeletehttp://cody.id/produk/timah-gulung/timah-gulung-gold-cody-0-8-mm-55-gr/